Rabu, 03 April 2013

SIAPA YANG MAU MENJADI WIRAUSAHA ?

Impian menjadi wirausaha
Alhamdulillah impian menjadi seorang wirausaha bagi saya akhirnya kesampaian juga. Hal inilah yang terus menerus saya bayangkan semenjak lulus dari SMU yang akhirnya bisa saya rasakan saat sehari sesudah compre.

Foto sesaat sesudah saya selesai compre
Niat menjadi seorang wirausaha
Saya merasa benar-benar menjadi seorang wirausaha saat saya sudah lepas dari tanggungan kuliah dan siap untuk fokus dan fight dalam mengembangkan bisnis. Sedangkan sebelum itu saya menjalani bisnis hanya sebatas pembelajaran saja, sehingga tidak merasa benar-benar sebagai seorang wirausaha. Pastinya semangat seorang wirausaha jauh berbeda dengan semangat seorang calon wirausaha dalam menjalankan dan mengembangkan bisnisnya.

Rencana dan Takdir
Kalau bisa dibilang, perjalanan saya saat ini dalam menggeluti bisnis di bidang jasa statistik adalah tidak terencana dan tidak terpikirkan sebelumnya. Beberapa bisnis yang pernah saya pelajari sebelumnya adalah di bidang bimbingan belajar, pulsa elektronik, tas untuk souvenir, marketing (makelar everything), dll ternyata malah tidak ada yang berhasil. Menurut saya semua ini sudah diatur oleh Allah SWT. Kita memang tidak tahu seperti apakah kita di waktu yang akan datang nantinya, sebaik apapun rencana kita dalam mempersiapkan sesuatu, namun hanya Allah lah yang menentukan hasilnya. Bisa jadi pula di waktu yang akan datang saya tetap menggeluti bidang ini atau malah berubah ke bidang lainnya. Oleh karena itu mari meminta kepada Allah sesuatu yang terbaik bagi diri kita, baik saat di dunia maupun akhirat kelak. Amiiin.

Prinsip dalam menjalani bisnis
Jika niat sudah kuat, berarti kita harus bersiap diri dengan segala resiko yang ada. Fokus pada setiap peluang yang ada dalam pengembangan bisnis dan berani mengambil keputusan adalah suatu langkah maju menurut saya. Kisah yang saya alami waktu itu adalah, saat awal menjalani bisnis, saya tidak memiliki tempat dan modal uang yang cukup sedangkan saya melihat ada peluang bagus dari seorang pengusaha yang menawarkan sebagian tempat rental usahanya untuk saya jadikan kantor. Karena lokasi menurut saya cukup strategis yaitu berada di pinggir jalan raya dan banyak dilalui kendaraan serta bidang usahanya memiliki jenis costumer yang sama yakni mahasiswa sehingga saya ambil keputusan untuk menempati lokasi tersebut. Saya akhirnya membeli sebuah meja dan kursi plastik sebagai fasilitas pertama kantor saya dengan modal awal sekitar 600 ribu rupiah. 

Kondisi ruang kantor pertama kali (Alhamdulillah ada fotonya buat kenangan)
Saat itu adalah bulan februari 2010. Saat saya menempati lokasi tersebut, saya benar-benar mulai dari nol dan harus siap belajar apapun (mulai dari ilmu statistiknya, cara marketingnya, prosedur pelayanannya, cara pembayarannya, dll). Menjadi seorang wirausaha memang harus siap terus menerus belajar. Alhamdulillah 1 bulan berikutnya usaha saya mulai berkembang dan mulai merekrut 1 orang karyawan. Saat itupun kembali lagi dengan situasi untuk "berani mengambil keputusan", karena di satu sisi saya berpikir apa terlalu cepat saya merekrut karyawan, lalu bagaimana kalau saya tidak bisa menggajinya. Seringkali pikiran negatif itu selalu muncul padahal hasilnya tidak selalu sama persis dengan apa yang kita takutkan. Setelah action barulah kita bisa tahu hasilnya, entah itu baik ataupun buruk, hikmahnya adalah dengan action kita akan berkembang namun jika tidak action maka kita tidak akan pernah berkembang.

Semoga pengalaman saya ini bisa bermanfaat bagi para calon wirausaha lainnya yang benar-benar serius ingin menjadi seorang wirausaha. Anda harus fokus pada peluang, berani ambil keputusan dan action 3x !!!



Ferry Angga 
Owner FNI Statistics
Lembaga Kursus Pelatihan dan Pengolahan Data Statistik di Malang
0341-551644 / 08563408876

Islam, Ihsan & Iman

Dari Ibnu Umar, ayah saya Umar bin Khattab ra
berkata :
Pada suatu hari ketika kami duduk di dekat
Rasulullah Saw, tiba-tiba muncul seorang laki-laki
yang berpakaian sangat putih dan rambutnya
sangat hitam. Pada dirinya tidak tampak bekas
dari perjalanan jauh dan tidak ada seorang pun
di antara kami yang mengenalnya. Kemudian ia
duduk di hadapan Nabi Saw, lalu mendempetkan
kedua lututnya ke lutut Nabi, dan meletakkan
kedua tangannya di atas kedua pahanya,
kemudian berkata:
“Wahai Muhammad, terangkanlah kepadaku
tentang Islam.”
Kemudian Rasulullah Saw menjawab: “Islam itu
adalah:
- engkau bersaksi bahwa tiada tuhan yang
berhak disembah kecuali Allah dan
sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah.
- engkau mendirikan shalat,
- membayar zakat,
- berpuasa pada bulan Ramadan, dan
- mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau
mampu mengerjakannya.”
Orang itu berkata, “Engkau benar ”
Kami menjadi heran, karena dia yang bertanya
dan dia pula yang membenarkannya.
Orang itu bertanya lagi, “Lalu terangkanlah
kepadaku tentang iman”
Rasulullah Saw menjawab, “Hendaklah engkau
beriman kepada :
- Allah,
- para malaikat-Nya,
- kitab-kitab-Nya,
- para rasul-Nya,
- hari akhir, dan
- kepada takdir yang baik dan yang buruk.”
Orang tadi berkata, “Engkau benar”
Lalu orang itu bertanya lagi, ”Lalu terangkanlah
kepadaku tentang ihsan.”
(Beliau saw) menjawab, “Hendaklah engkau
beribadah kepada Allah seolah-olah engkau
melihat-Nya. Namun, jika engkau tidak dapat
(beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihat engkau.”
Orang itu berkata lagi, “Beritahukanlah kepadaku
tentang hari kiamat ”
Beliau menjawab, “Orang yang ditanya tidak
lebih tahu daripada yang bertanya.”
Orang itu selanjutnya berkata, “Beritahukanlah
kepadaku tanda-tandanya”
Beliau menjawab, “Apabila budak melahirkan
tuannya dan engkau melihat orang-orang Badui
yang bertelanjang kaki, yang miskin lagi
penggembala domba berlomba-lomba dalam
mendirikan bangunan.”
Kemudian orang itu pergi, sedangkan aku tetap
tinggal beberapa saat lamanya.
Lalu Nabi Saw bersabda, “Wahai Umar, tahukah
engkau siapa orang yang bertanya itu ?”
Aku menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih
mengetahui.”
Lalu beliau bersabda, “Dia itu adalah malaikat
Jibril yang datang kepada kalian untuk
mengajarkan agama kalian.” (HR. Muslim, Nasai,
Tirmidzi, Abu Daud dan Ahmad)

Selasa, 02 April 2013

Tips Mengakali Pajak Reklame


Indonesia adalah negara yang menjadikan pajak sebagai salah satu sumber pendapatannya. Pajak Indonesia banyak sekali macamnya, mulai dari pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak reklame, dan lain-lain. Bagi Anda pebisnis tentu Anda sudah akrab sekali dengan pajak Indonesia yang namanya pajak reklame. Pajak reklame adalah pajak yang dibayarkan atas iklan yang telah dibuat. Pembayaran pajak reklame sifatnya wajib. Bagi sebagian pebisnis yang bisnisnya belum berkembang pesat, pajak reklame terkadang terasa memberatkan. Untuk Anda yang mengalami kendala dalam hal ini berikut solusi untuk mengakali pajak reklame:

Pertama, jika Anda memasang banner di atas atap Anda maka Anda akan dikenakan pajak reklame. Tapi, jika Anda tetap ingin memasang reklame tersebut, usakanlah agar memasangnya di dinding toko Anda. Karena, pajak reklame akan dikenakan jika dipasang dengan posisi melebihi tinggi bangunan. Dengan melakukan hal ini, iklan Anda tetap akan terlihat. Jadi tidak ada salahnya jika memindahkan posisi reklame produk Anda.

Kedua, Solusi untuk mengakali pajak reklame yang berikutnya adalah dengan membuat reklame berjalan. Artinya pasanglah reklame dengan kombinasi warna, gambar, dan kata-kata yang menarik di kendaraan Anda. Perbuatan seperti ini tidak akan dikenakan biaya karena Anda memasangnya di kendaraan pribadi Anda. Selain untuk mengakali pajak reklame, produk Anda juga akan dikenal luas. Dengan menggunakan metode seperti ini iklan Anda memiliki kemungkinan dibaca yang lebih sering oleh khayalak. Yang harus Anda ingat adalah buatlah reklame yang menarik sehingga mendapat perhatian di mata para calon pelanggan Anda.

Ketiga, jika toko Anda terletak di pinggir jalan raya dan Anda memiliki bangunan yang tinggi dengan dinding yang dapat dilihat dari jalan raya, buatlah reklame di dinding Anda tersebut. Rancanglah dengan desain semenarik mungkin. Bila perlu mintalah bantuan perusahaan advertising kepercayaan Anda. Sehingga setiap orang melewati lokasi Anda, mereka akan membaca reklame yang Anda buat. Hal seperti ini sudah banyak dilakukan oleh para pebisnis, dan hasilnya perbuatan seperti ini benar-benar efektif dalam mengakali pajak reklame.

ref : http://iuang.com/strategi-marketing/trik-mengakali-pajak-reklame/